Salah satu materi pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan atau biasa kita sebut PJOK pernah membahas cara lari jarak pendek di dalam materi pembelajarannya. Sedangkan secara kategorinya, berlari dengan jarak pendek sendiri masuk jenis olahraga atletik dalam salah satu cabang lari.

Olahraga atletik memiliki banyak cabang di dalamnya yang dibagi ke dalam beberapa nomor besar. Selain olahraga nomor lari, atletik juga memiliki tiga kelompok yang sering dilombakan. Di antaranya ada nomor jalan, lompat dan lempar. Ketiga kelompok nomor besar olahraga atletik tersebut juga populer selain nomor lari.
Cabang olahraga atletik nomor besar lari sendiri dibagi ke dalam empat bagian yaitu lari jarak pendek, menengah hingga jauh dan lari estafet. Keempatnya memiliki aturan dan jarak trek yang berbeda beda. Lari estafet dan jarak pendek memiliki jarak yang lebih kecil dari lari menengah dan jauh.
Jika dihitung dari jarak panjangnya lari estafet memang bisa lebih jauh dari lari lintasan berjarak pendek. Namun jika dilihat dari jangkauan pelarinya, lari estafet memiliki jangkauan 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter. Jadi kategori jaraknya masih ternilai rendah dari lari jarak menengah dan jauh.

Cabang lari ini memiliki tiga jenis trek yang bisa diikuti oleh setiap atletnya. Yaitu panjang trek 100 meter, 200 meter dan 400 meter. Tentu saja setiap pelari harus bisa menempuh waktu tercepat dari pelari lainnya di dalam setiap perlombaannya.
Kategori Lari dengan Mengandalkan Kekuatan Kaki
Pada dasarnya semua jenis cabang atletik olahraga lari memang menggunakan kekuatan kaki sebagai tumpuan utamanya agar bisa memenangkan perlombaan. Namun tentu saja dalam kategori lari jarak menengah hingga jarak jauh, konsumsi stamina harus lebih diperhatikan dan dijaga agar dapat mencapai garis finish.
Untuk kategori cara lari jarak pendek, pelari harus mengeluarkan semua tenaga dan stamina mereka ke bagian kaki agar mampu meraih kecepatan tertingginya. Tentu saja hal tersebut sangat sulit dilakukan karena kemampuan berlari setiap orang pasti berbeda beda. Selain itu fisik juga berpengaruh agar pelari dapat memenangkan perlombaan.
Karena trek menggunakan jarak yang cukup pendek yaitu berkisar 100 sampai 400 meter, para pelari harus mampu memanfaatkan kekuatan kakinya agar dapat menyaingi pesaingnya. Hal ini dapat dilihat dari setiap pertandingan kelas internasional jika seorang pelari jarak pendek pasti mengeluarkan kemampuannya saat perlombaan di mulai hingga sampai garis finish.
Dalam setiap pertandingan lomba balap lari, kita pasti akan melihat kemampuan tertinggi dari manusia dengan kecepatan berlarinya. Tidak dipungkiri jika lari di trek jarak pendek atau Sprint run dapat membuktikan mengenai seberapa cepat manusia dapat berlari dengan kekuatannya sendiri.
Tentunya kita bangga jika Indonesia mampu memiliki salah satu pelari terbaik di dunia. Pada dasarnya olahraga atletik sering mengadakan kejuaraannya sendiri dalam bentuk Olimpiade, Asian Games untuk regional kawasan Asian, Kejuaraan Domestik serta Kejuaraan Dunia Atletik.
Dari setiap kejuaraan tersebut kita juga dapat mempelajari cara larak pendek dengan melihat start dan postur tubuh saat berlari hingga garis finish. Seorang atlet pasti sangat paham dengan usaha seorang pelari di suatu perlombaan dalam meraih kecepatan tertingginya untuk mendapatkan waktu tercepat.
Mengenal Lebih dalam Postur Tubuh saat Berlari
Seorang pelari biasanya membuat dirinya condong ke depan saat melakukan start jongkok. Hal tersebut dikarenakan, sebuah lonjakan awal saat start dapat menentukan ritme dan tempo lari seorang atlet hingga mencapai garis finish. Tentu saja hal ini dapat dipelajari oleh setiap orang sebagai bentuk olahraga paling populer.
Seorang pelari jarak pendek dan pelari estafet pertama pada dasarnya membutuhkan awal yang baik agar mampu mendorong tubuh dengan tumpuan kaki agar dapat meraih kecepatan terbaiknya. Momentum awal saat melakukan lonjakan akan sangat mempengaruhi langkah kaki seorang pelari.
Dari lonjakan dengan postur tubuh condong ke depan hingga dapat berlari dalam keadaan tegak terlihat mudah saat kita menontonnya. Padahal jika dipraktikkan lonjakan awal tersebut dapat mempengaruhi keseimbangan jika posisi tumpuan kaki saat berlari salah. Akibat buruk dari sulitnya menjaga keseimbangan adalah Anda akan jatuh tertinggal atau didiskualifikasi.
Dalam praktiknya cara lari jarak pendek bisa dipelajari dengan mengatur kondisi postur tubuh agar saat melakukan start hingga di titik kecepatan tertinggi, tubuh dapat stabil bergerak dan seimbang. Hal ini tentu saja memerlukan latihan rutin agar pelari mampu mencapai level baru dalam dunia olahraga atletik cabang lari pendek.
Latihan bisa dimulai dari berlari santai dengan mengangkat paha tinggi dan berpijak pada tumpuan kaki depan, hingga berlari cepat menggunakan langkah kaki lebar. Semua itu dapat membantu Anda sebagai pelari menjaga keseimbangan ketika dalam posisi bergerak cepat dengan berlari.
Jika sudah dapat bergerak secara seimbang, Anda hanya perlu mengasah kemampuan berlari cepat dengan awal start jongkok hingga garis finish. Latihan secara tekun akan sangat membantu Anda dalam mencapai performa terbaik yang nantinya dapat digunakan pada suatu kejuaraan lokal atau sampai regional hingga internasional.
Mempelajari Start Seorang Pelari Jarak Pendek
Seorang pelari perlu mengasah kemampuannya secara terus menerus dari awal start hingga sampai garis finish. Tentu saja mempelajari cara lari jarak pendek dapat dilakukan dengan memulainya dari start terlebih dahulu. Posisi kaki dan postur tubuh saat jongkok dapat membantu Anda untuk meraih momentum pergerakan.
Perlu diingat, momentum di sini diartikan sebagai lonjakan kecepatan Anda sebagai pelari dari start hingga badan tegap dan siap menjaga atau menambah pace kecepatan sampai garis finish. Sebelumnya keseimbangan memang menjadi acuan utama agar lari Anda dapat mencapai kecepatan tertinggi dalam waktu singkat.
Dalam aturan olahraga atletik cabang lari, teknik start dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Ketiga kategori tersebut adalah start pendek, menengah hingga jauh. Ada juga start berdiri tapi itu tidak digunakan untuk lari jarak pendek. Pertama kita mulai dari start pendek dari postur dan posisi tubuh Anda.
Start pendek memerlukan postur tubuh jongkok dengan mengangkat pinggul. Posisi kaki kiri berada di belakang sebagai lonjakan, sedangkan kaki kanan berada di depan kaki kiri dengan jarak satu genggam tangan antar kaki. Lalu posisikan tangan di belakang garis dan saat aba-aba di berikan, dorong sekuat tenaga kaki kiri untuk mendorong tubuh ke depan.
Sama halnya dengan start menengah posisi kaki sama, namun kaki kanan berada di sebelah lutut atau setengah panjang kaki kiri. Tubuh akan semakin terangkat dengan posisi ini, Anda dapat menjaga momentum dengan lebih mudah dibanding start pendek dan tenaga yang dihasilkan ternilai lebih kuat.
Terakhir ada start panjang yang dimana posisi kaki masih sama dengan teknik start jongkok sebelumnya. Yaitu dengan meletakkan kaki kanan di sebelah lutut kaki kiri, namun pinggul Anda harus lebih di angkat agar bisa memandang ke depan dengan jelas.

Cabang Lari Menjadi Olahraga Paling Digemari
Dalam setiap melakukan start jongkok, pelari pasti akan mendapatkan dorongan dari kaki kiri. Dorongan tersebut yang nantinya akan menjadi momentum pergerakan Anda di awal atau start saat melakukan lari. Usahakan menjaga keseimbangan karena dari posisi tubuh di bawah hingga ke atas, pasti terdapat jarak momentum kaki setelah melakukan pergerakan start.
Banyak orang suka dengan olahraga lari karena memang pada dasarnya sering ditemui dan mudah dilakukan. Tidak seperti olahraga lainnya, berlari mampu menjadi dasar setiap jenis pergerakan olahraga agar dapat bergerak secara cepat.
Dengan tekun berlari kita juga dapat merespons pergerakan tubuh atau membuat insting menjadi lebih kuat. Karena saat berlari kita dituntut untuk terus fokus agar tidak kehilangan kecepatan tertinggi saat berlari. Cara lari jarak pendek tersebut bisa dilakukan saat Anda ingin mengejar suatu atau mengikuti olahraga cabang atletik.